Warga Gembira Pembangunan Hotel Di Lokasi Brengsel

id Warga Gembira Pembangunan Hotel Di Lokasi Brengsel

Warga Kota Sampit sangat gembira di lokasi eks Brengsel bisa dibangun hotel, mall dan tempat rekreasi,"
Sampit (Antara Kalteng) - Warga Sampit Kalimantan Tengah menyambut gembira rencana pembangunan hotel di eks lokasi industri penggregajian kayu tertua di Indonesia "Brengsel" di pusat Kota Sampit yang saat ini dikelola PT Inhutani III.

"Warga Kota Sampit sangat gembira di lokasi eks Brengsel bisa dibangun hotel, mall dan tempat rekreasi," kata Muhidin, warga Jalan S Parman Sampit, Minggu.

Menurut warga daripada dibiarkan terlantar di lokasi yang strategis itu lebih baik dimanfaatkan agar daerah sekitarnya terlihat lebih cantik.

Sekadar diketahui, PT Inhutani III Sampit dulunya memiliki sebuah pabrik atau kilang penggergajian kayu yang saat itu disebut merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara. Pabrik yang diberi nama NV Bruynzeel Dayak Houtbedrijven atau oleh masyarakat setempat biasa disebut dengan Brengsel, dibangun sekitar tahun 1948.

Pabrik ini menjadi bukti sejarah kejayaan Kotim di sektor perkayuan, khususnya di era tahun 1970 hingga 1990. Namun setelah masa keemasan sektor kayu meredup, pabrik tersebut tidak dioperasikan lagi dan rusak termakan usia.

Pantauan di lokasi, cerobong pabrik tersebut terlihat masih berdiri kokoh meski mesin berukuran besar di lokasi tersebut sudah terlihat rusak. Beberapa bangunan pendukung di kawasan itu juga sudah banyak yang rusak.

Dari tiga unit bangunan besar yang ada di kawasan yang terletak hanya beberapa puluh meter dari Taman Kota Sampit, kini hanya sebagian tempat yang masih dimanfaatkan untuk pembersihan dan proses pengeringan rotan. Belukar terlihat rimbun di sekitar lokasi sehingga membuat kawasan itu terlihat tidak terawat.

"Dibangun hotel bagus juga karena lokasinya di tengah kota. Tapi kalau bisa, cerobong brengsel itu jangan sampai diroboh. Ditata saja agar terlihat bagus sehingga bisa jadi tempat wisata karena itu bagian bukti sejarah daerah kita ini," kata Syahid, warga lainnya.

Manajemen PT Inhutani III memang berencana mengoptinmalkan kawasan itu dengan membangun hotel, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Agustus 2013 lalu jajaran PT Inhutani III sudah melakukan paparan kepada pemerintah daerah terkait rencana tersebut.

Saat itu, Direktur Utama PT Inhutani III, Bambang Widyantoro mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga dengan sistem BOT (build, operation and transfer) untuk membangun mal, hotel, rumah sakit dan sekolah unggulan. Namun, yang dibangun terlebih dulu adalah mal dan hotel bintang tiga.

Lahan tersebut diputuskan untuk dikomersilkan dengan bidang berbeda karena kini sudah tidak ada aktivitas berarti lagi setelah pabrik kayu tersebut tutup. Meski begitu, bruinzell yakni pabrik kayu dengan cerobong asap tinggi akan dipertahankan dan dipoles untuk dijadikan lokasi wisata karena merupakan bagian dari sejarah Kotim.

Bambang berharap ekspansi bisnis PT Inhutani III ke bidang yang baru ini juga bisa membawa dampak positif bagi perekonomian di Kabupaten Kotim. Lebih jauh, dia berharap mal dan hotel yang nantinya dilengkapi ruang terbuka hijau tersebut bisa menjadi ikon Kota Sampit.

Rencananya gedung dibangun sebanyak empat lantai, dengan formasi lantai 1 dan 2 untuk ritel dan restoran, sedangkan lantar 3 dan 4 digunakan untuk hotel yang berkapasitas antara 100 hingga 150 kamar.

Revitalisasi dan peningkatan fungsi kawasan juga akan dilakukan dengan memaksimalkan potensi sungai di kawasan itu. Restoran akan dibuat mengarah ke sungai sehingga menjanjikan pemandangan berbeda.




(T.KR-NJI/B/M019/M019)