Kotawaringin Timur Jadi Sasaran Pencari Kerja

id Kotawaringin Timur Jadi Sasaran Pencari Kerja

Kotawaringin Timur Jadi Sasaran Pencari Kerja

Ilustrasi, (Istimewa)

Sampit (Antara Kalteng) - Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi daerah yang sangat menjanjikan bagi para pencari kerja sehingga mereka ramai-ramai datang mengadu nasib ke daerah ini.

"Sudah ada sebagian perusahaan yang melaporkan (merekrut tenaga kerja baru)," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur (Kotim), Fadlian Noor di Sampit, Minggu.

Seperti fenomena yang memang sering terjadi setiap tahunnya, pencari kerja dari luar daerah ramai-ramai datang untuk mencari pekerjaan di Kotim. Mereka biasanya datang saat arus balik Lebaran, ikut serta dengan kerabat atau rekan mereka yang sudah lebih dulu mendapat pekerjaan di Kotim.

Tahun ini fenomena itu tampaknya kembali terjadi. Diperkirakan ribuan pencari kerja dari berbagai daerah, khususnya dari pulau Jawa datang ke Kotim saat arus balik ini melalui Pelabuhan Sampit.

Data Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit, sejak usai lebaran Idul Fitri hingga saat ini, jumlah penumpang dari Semarang dan Surabaya yang turun di Pelabuhan Sampit mencapai 34.000 penumpang.

Jumlah penumpang yang datang jauh lebih banyak dibanding jumlah penumpang arus mudik lebaran lalu yang tercatat hanya sekitar 29.172 penumpang. Artinya, ada ribuan pendatang yang diperkirakan sengaja ke Kotim karena ingin mencari kerja.

Terkait masalah ini, Fadlian sudah sejak jauh-jauh hari menegaskan, pemerintah daerah tidak bisa melarang warga dari luar daerah datang mencari kerja ke Kotim. Hanya, dia menyarankan agar mengikuti jalur resmi sehingga ada kejelasan bagi calon tenaga kerja.

"Kalau direkrut melalui sistem AKAD (antar kerja antar daerah), perusahaan akan bertanggung jawab penuh. Jika mereka tidak melanjutkan lagi kontrak kerjanya, maka perusahaan wajib membiayai pemulangan tenaga kerja tersebut dan memenuhi hak-haknya," ucap Fadlian.

Fadlian menyarankan agar pencari kerja memastikan terlebih dahulu tawaran kerja yang diberikan kepada mereka. Jangan sampai iming-iming pekerjaan itu akhirnya justru membuat pencari kerja telantar di Kotim karena ternyata tidak ada kejelasan tempat yang akan dituju.

Dinsosnakertrans Kotim sudah berulang kali menangani kasus pencari kerja yang telantar karena berbagai penyebab, umumnya karena memang tidak adanya kejelasan perjanjian kerja. Dia berharap kejadian tersebut tidak terus berulang karena sangat merugikan pencari kerja.

Fadlian juga meminta perusahaan yang merekrut karyawan baru agar segera melaporkan ke Dinsosnaketrans untuk memudahkan pemerintah daerah melakukan pengawasan dan pembinaan dalam hal ketenagakerjaan.



(T.KR-NJI/B/Z002/Z002)